Senin, 15 Maret 2010

Profil Gakin di Desa Bumirejo

PROFIL KELUARGA MISKIN
DI DESA BUMIREJO KECAMATAN LENDAH

I. PROFIL DESA BUMIREJO

A. Sejarah Desa Bumirejo

Desa Bumirejo jauh sebelum merdeka dikenal terdiri dari empat kalurahan yaitu kalurahan Butuh (Sempu, Carikan, Degolan dan Pereng) , kalurahan Cabean (Dukuh, Gegunung, Panggang dan Cabean), Kalurahan Potrogaten (Ngipik, Kalangan, Senik, Jogahan) dan Kalurahan Bangeran (Bangeran, Bonosoro dan Tempel), Pemerintahan dibawah lurah dan perabot desa.

Foto : Balai Desa Bumirejo

Dalam masa penggabungan desa pada tahun 1947, empat kalurahan diatas digabung menjadi satu kalurahan dengan nama Kalurahan Bumirejo. Pada saat ini kepada desa dijabat oleh Bp Klimun. Adapun wilayah Desa Bumirejo pada saat ini dibagi dalam lema belas pedukuhan

sebagaiberikut :

1. Pedukuhan Carikan

2. Pedukuhan Dukuh

3. Pedukuhan Cabean

4. Pedukuhan Kalangan

5. Pedukuhan Senik

6. Pedukuhan Jogahan

7. Pedukuhan Bangeran

8. Pedukuhan Bonosoro

9. Pedukuhan Tempel

10. Pedukuhan Ngipik

11. Pedukuhan Gegunung

12. Pedukuhan Panggang

13. Pedukuhan Degolan

14. Pedukuhan Pereng

15. Pedukuhan Sempu

B. Keadaan Geografis

Desa Bumirejo merupakan salah satu diantara desa di Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo yang mempunyai batas wilayah sebagaiberikut :

- Sebelah Selatan : Ds. Tirtorahayu

- Sebelah Utara : Ds. Demangrejo

- Sebelah Timur : Ds. Jatirejo

- Sebelah Barat : Ds. Krembangan

Adapun jarak tempuh dengan pusat pemerintahan adalah :

- Jarak dengan ibukota Kecamatan : + 4 Km

- Jarak dengan ibukota Kabupaten : + 15 Km

- Jarak dengan ibukota Propinsi : + 35 Km

Secara administratif Desa Bumirejo memiliki wilayah seluas 825.6150 Ha . Letak ketinggian desa Bumirejo berada pada + 12 m diatas permukaan laut dengan suhu rata rata 31 C, sedangkan bentang lahan atau secara topografi wilayah desa terdiri dari dataran rendah, persawahan dan sebagian kecil pegunungan. Penggunaan tanah di Desa Bumirejo dapat dilihat dalam tabel sebagaiberikut :

Tabel 1

Penggunaan tanah

No

Penggunaan Tanah

Luas

Persentase

1

Tanah sawah

199.6465

24.18

2

Tanah pekarangan

525.2940

63.62

3

Tanah tegalan

68.8250

8.35

4

Tanah lainya

31.8495

3.85

825.6150

100

Sumber data buku Profil Desa Bumirejo Tahun 2009

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penggunaan lahan tanah di Desa Bumirejo sebagian besar merupakan tanah pekarangan yang mencapai 63,62 % sedangkan untuk lahan pertanian sebesar 24,18% dari seluruh luas wilayah desa.

C. Kependudukan

Jumlah penduduk desa Bumirejo menurut data monografi desa tahun 2009 seluruhnya sebanyak 8.589 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.595 KK. 1. Komposisi penduduk berdasarkan usia

Sedangkan komposisi penduduk menurut golongan usia dan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Komposisi Penduduk Desa Bumirejo

Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

No

Golongan Umur

Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-laki

Perempuan

1

0 - 12 bulan

104

90

194

2

13 bulan - 4 tahun

223

212

435

3

5 – 6 tahun

172

164

336

4

7 - 12 tahun

300

274

574

5

13 - 15 tahun

219

190

409

6

16 - 18 tahun

236

201

437

7

19 - 25 tahun

390

355

745

8

26 - 35 tahun

524

549

1073

9

36 - 40 tahun

504

585

1089

10

46 - 50 tahun

328

354

682

11

51 - 60 tahun

478

520

998

12

61 - 75 tahun

418

471

889

13

Lebih dari 76 tahun

325

403

728

Jumlah

4221

4368

8589

Sumber buku profil desa Bumirejo 2009

Komposisi penduduk desa Bumirejo menurut data diatas menunjukkan bahwa penduduk usia produktif (16-50 th) sebesar 4026 atau mencapai hampir 47 % dari jumlah total penduduk sejumlah 8589 jiwa. Artinya jumlah penduduk yang produktif hampir seimbang dengan usia non produktif. Dari data diatas juga kelihatan bahwa rasio perbandingan komposisi antara penduduk laki laki dan perempuan hampir seimbang yaitu penduduk laki laki sebesar 4221 jiwa dan perempuannya sebesar 4368 jiwa. Dari gambaran data diatas juga terlihat bahwa penduduk lanjut usia sebesar 728 jiwa.

2. Mata pencaharian penduduk

Mata pencaharian merupakan komponen pokok yang akan menunjang pendapatan dan penghasilan keluarga.

Karakteristik mata pencaharian penduduk desa Bumirejo sebagaian besar adalah pada sektor pertanian , perkebunan dan sedikit pada sektor swasta seperti tergambar dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3

Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian

No

Jenis Mata Pencaharian

Jumlah/orang

1

Petani

2702

2

Pekebun

41

3

Peternak

406

4

Industri kecil/kerajinan

182

5

Pegawai swasta

61

6

PNS/TNI/POLRI/Perdes

508

7

Dokter/Perawat

11

8

Pensiunan PNS/TNI/POLRI

89

Sumber data buku Profil Desa Bumirejo Tahun 2009

Gambar : Petani Desa Bumirejo

Tampak jelas dari gambaran data tersebut bahwa mata pencaharian penduduk desa Bumirejo sebagian besar adalah petani yang mencapai 2702 jiwa kemudian disusul dengan PNS/TNI/POLRI/Perdes sebanyak 508 jiwa.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan mempunyai peranan penting dan akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia pada suatu wilayah. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia .

Gambaran tingkat pendidikan warga Desa Bumirejo dapat dilihat dalam daftar tabel sebagaiberikut :

Tabel 4

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan

NO.

Pendidikan

Jumlah

%



1

Tidak/Belum Sekolah

1521

17,7


2

Tidak Tamat SD

889

10,3


3

Belum Tamat SD

842

9,8


4

Tamat SD

2429

28,3


5

SLTP

1437

16,7


6

SLTA

1241

14,5


7

Sarjana Muda (D3)

89

1,03


8

Sarjana

141

1,6


Jumlah :

8589

100


Sumber data buku Profil Desa Bumirejo Tahun 2009

Tingkat pendidikan warga desa Bumirejo tergolong rendah tercatat sebagaian besar penduduk desa berpendidikan tamat SD sebesar 28,3 % , tidak tamat SD 10,3 % serta berpendidikan sarjana dan sarjana muda sebesar 2,63 %.

D. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Penyandang masalah kesejahteraan sosial yang berkaitan dengan masalah kemiskinan dapat dilihat dari besaran rumah tangga miskin sebagaiberikut :

Tabel 5

Komposisi Rumah Tangga Miskin Desa Bumirejo

No

Pedukuhan

Jml RTSM

%

1

Cabean

68

5,6

2

Carikan

72

5,9

3

Degolan

68

5,6

4

Dukuh

84

7,0

5

Gegunung

98

8,1

6

Jogahan

109

8,9

7

Kalangan

111

9,1

8

Ngipik

113

9,3

9

Panggang

64

5,3

10

Pereng

63

5,3

11

Sempu

51

4,2

12

Senik

76

6,0

13

Tempel

74

6,1

14

Bangeran

80

6,6

15

Bonosoro

85

7,0

1216

100

Sumber data buku profil Desa Bumirejo 2009

Dari data diatas terlihat bahwa sebaran penduduk miskin paling banyak terdapat di Pedukuhan Ngipik dengan jumlah sebesar 113 RTM dan paling sedikit di pedukuhan Sempu sebanyak 51 RTM atau 4,2 %.

Sedangkan dari penduduk miskin tersebut yang menerima layanan program kesehatan berupa jaminan kesehatan adalah sebagaiberikut :

Tabel 6

Data Penduduk miskin penerima Program Jaminan Kesehatan

No

Penerima Jaminan Kesehatan

Jml Jiwa

Keterangan

1

Jamkesmas

3401

Sumber Dana APBN

2

Jamkesos

518

Sumber Dana APBD Prop

3

Jamkesda

493

Sumber Dana APBD Kab

Jumlah

4412

Sumber data buku profil Desa Bumirejo 2009

Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk desa Bumirejo yang telah mendapatkan program layanan kesehatan berupa Jaminan kesehatan baik Jamkesmas, Jamkesos dan Jamkesda adalah sebanyak 4412 jiwa.

E. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial

Potensi dan sumber kesejahteraan sosial merupakan sesuatu yang berguna dan bermanfaat serta dapat mendukung untuk pelayanan kesejahteraan sosial.

Potensi dan sumber ini dapat berupa sarana dan prasarana baik sarana fisik maupun sarana lainya.

Tabel 6

Sarana dan Prasarana

No

Sarana dan prasarana

Jumlah

Satuan

1

Gedung TK

10

Unit

2

Gedung SD

7

Unit

3

Gedung SLTP

1

Unit

4

Masjid

20

Unit

5

Musholla

7

Unit

6

Pasar

3

Unit

7

Puskesmas

1

Unit

8

Bank (BRI)

1

Unit

9

KUD

1

Unit

10

Lembaga Keuangan Mikro

1

Unit

Sumber data profil desa Bumirejo Tahun 2009

Potensi dan sumber lain yang dapat menunjang pelayanan kesejahteraan sosial berupa organisasi dan kelembagaan yang ada di Desa Bumirejo sebagaiberikut :

  1. Badan Keswadayaan Masyarakat
  2. Badan Perwakilan Desa
  3. Unit Karang Taruna
  4. PKK Desa
  5. Kelompok Pengajian/Ormas Agama
  6. Kelompok Arisan
  7. Organisasi Petani / Kelompok Tani

F. Program Penanggulangan Kemiskinan di Desa Bumirejo

Program penanggulangan kemiskinan yang dilaksnakan baik pemerintah pusat, propinsi dan pemerintah daerah dapat dijabarkan sebagaiberikut :

1. Bantuan Langsung Tunai

Bantuan Langsung Tunai (BLT )merupakan bantuan langsung berupa uang tunai sejumlah tertentu untuk Rumah Tangga Sasaran (RTS). Kebijakan ini merupakan respon atas kenaikan harga BBM di tahun 2005. yang dikhawatirkan akan, meningkatkan harga kebutuhan pokok meningkat, meningkatnya jumlah masyarakat miskin dan sebaliknya tingkat kesejahteraan mereka akan semakin menurun.

Tujuan BLT adalah Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya ,mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi, meningkatkan tanggung jawab sosial bersama. Program ini merupakan program dari pemerintah pusat/Departemen Sosial. Jumlah Rumah Tangga Miskin penerima layanan di desa Bumirejo sebanyak 1216 RTS.

  1. Batuan Raskin

Penyaluran RASKIN (Beras untuk Rumah Tangga Miskin) sudah dimulai sejak 1998. Krisis moneter tahun 1998 merupakan awal pelaksanaan RASKIN yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga terutama rumah tangga miskin. Pada awalnya disebut program Operasi Pasar Khusus (OPK), kemudian diubah menjadi RASKIN mulai tahun 2002, RASKIN diperluas fungsinya tidak lagi menjadi program darurat (social safety net) melainkan sebagai bagian dari program perlindungan sosial masyarakat. Melalui sebuah kajian ilmiah, penamaan RASKIN menjadi nama program diharapkan akan menjadi lebih tepat sasaran dan mencapai tujuan RASKIN. Penentuan kriteria penerima manfaat RASKIN seringkali menjadi persoalan yang rumit. Dinamika data kemiskinan memerlukan adanya kebijakan lokal melalui musyawarah Desa/Kelurahan. Musyawarah ini menjadi kekuatan utama program untuk memberikan keadilan bagi sesama rumah tangga miskin. Sampai dengan tahun 2006, data penerima manfaat RASKIN masih menggunakan data dari BKKBN yaitu data keluarga prasejahtera alasan ekonomi dan keluarga sejahtera I alasan ekonomi. Belum seluruh KK Miskin dapat dijangkau oleh RASKIN. Hal inilah yang menjadikan RASKIN sering dianggap tidak tepat sasaran, karena rumah tangga sasaran berbagi dengan KK Miskin lain yang belum terdaftar sebagai sasaran. Mulai tahun 2007, digunakan data Rumah Tangga Miskin (RTM) BPS sebagai data dasar dalam pelaksaaan RASKIN. Penerima bantuan ini sasarannya masih sama dengan data penerima BLT tahun 2007.

3. Program PKH

Program keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan. Kedudukan PKH merupakan bagian dari program-program penanggulangan kemiskinan lainnya. PKH berada di bawah koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di Pusat maupun di daerah. Oleh sebab itu akan segera dibentuk Tim Pengendali PKH dalam TKPK agar terjadi koordinasi dan sinergi yang baik.

Sasaran atau Penerima bantuan PKH adalah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun dan/atau ibu hamil/nifas dan berada pada lokasi terpilih. Penerima bantuan adalah lbu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan (jika tidak ada lbu maka: nenek, tante/ bibi, atau kakak perempuan dapat menjadi penerima bantuan). Jadi, pada kartu kepesertaan PKH pun akan tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak, bukan kepala rumah tangga. Untuk itu, orang yang harus dan berhak mengambil pembayaran adalah orang yang namanya tercantum di Kartu PKH. Alokasi program PKH ini menurut kaur kesra desa Bumirejo sebanyak 41 KK.

4. Jamkesmas

Progam Jaminan Kesehatan Masyarakat atau lebih dikenal dengan Jamkesmas adalah program jaminan kesehatan yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin dengan berdasarkan data RTM hasil dari pendataan BPS. Program ini merupakan program kesejahteraan sosial di bidang kesehatan yang berasal dari kementrian kesehatan. Banyaknya warga yang menikmati program ini didesa Bumirejo sebanyak 3401 jiwa.

5. Jamkesos

Program jaminan kesehatan sosial dari pemerintah propinsi DIY Cq UPTD Bapel Jamkesos Dinas Kesehatan Propinsi DIY diperuntukkan bagi masyarakat miskin diluar pemegang kartu Jamkesmas namun masih tergolong rentan miskin.jumlah penerima dari program ini sebesar 518 jiwa. Disamping itu masih ada program Jamkesda yang berasal dari pemerintah Kabupaten Kulon Progo (warga desa bumirejo yang masuk/menerima program ini sebanyak 493 jiwa).

6. PNPM-Perdesaan

PNPM Mandiri Perdesaan/ PNPM-Perdesaan merupakan program pemberdayaan masyarakat, yang mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur program PPK, yang telah dilaksanakan sejak 1998. PNPM-Perdesaan merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat di bawah PNPM Mandiri yang bertujuan mempercepat upaya mengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di perdesaan. PNPM-Perdesaan berada di bawah binaan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Departemen Dalam Negeri. Program ini di desa Bumirejo pada tahun 2009 menerima alokasi dana sebesar Rp 260 juta.

II. PROFIL RW 21

  1. Gambaran RW 21

RW 21 merupakan salah satu dari tiga RW yang berada di lingkungan Pedukuhan Ngipik Desa Bumirejo Kecamatan Lendah. Rukun warga dimaksud adalah RW 21, RW 22 serta RW 23. Jarak RW 21 dengan pusat pemerintahan desa Bumirejo atau kantor Balai Desa kurang lebih 1 km.

Wilayah Rukun Warga ini terdiri dari dua Rukun Tetangga yaitu RT 46 dan RT 47 dan mempunyai penduduk seluruhnya berjumlah 293 jiwa. Adapun untuk rincian penduduk RW 21 menurut umur adalah sebagaiberikut :

Tabel 7

Komposisi penduduk RW 21

No

Umur

RT

Jumlah

46

47

1

0 – 5

13

10

23

2

6 - 10

12

11

23

3

11 - 15

6

7

13

4

16 - 20

12

8

20

5

21 - 25

16

15

31

6

26 - 30

11

10

21

7

31 - 35

7

15

22

8

36 - 40

10

12

22

9

41 - 50

15

18

33

10

51 - 60

21

10

31

11

61 ke atas

17

29

46

Jumlah

140

145

285

Sumber data dari buku kependudukan Pedukuhan Ngipik tahun 2009

Dari data di atas terlihat bahwa penduduk RW 21 yang berusia produktif (16-50 th) berjumlah 149 jiwa berbanding dengan selebihnya usia non produktif sebanyak 136 jiwa.

Adapun di wilayah RW 21 ini penyandang masalah kesejahteraan sosial yang berkaitan dengan kemiskinan berupa Rumah tangga miskin sebanyak 23 RTM. Data tersebut diperoleh berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh BPS tahun 2008. Berdasarkan data tersebut digunakan sebagai basic data untuk perolehan berbagai program kemiskinan diantaranya Bantuan Langusng Tunai, Raskin, dan asuransi kesehatan Jaminan Kesehatan Masyarakat.

  1. Potensi dan Sumber

Potensi dan sumber yang dapat dipergunakan untuk peningkatan dan pelayanan kesejahteraan sosial yang berkaitan dengan program kemiskinan di RW 21 adalah sebagai berikut :

    1. Kelompok Arisan RW

Kelompok ini digunakan untuk wadah bagi warga RW 21 untuk mengadakan arisan dan simpan pinjam yang di kelola oleh pengurs RW di wilayah tersebut. Sistem pertemuan dilakukan setiap bulan dengan dibarengi dengan acara musyawarah RW dalam menghadapi dan membahas berbagai permasalahan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.

    1. Kelompok Pengajian

Kelompok pengajian ini dilakukan dengan pertemuan seminggu sekali biaasanya pada hari Kamis bertempat di Musholla RW. Dalam forum pengajian ini dilakukan pengajian dan pencerahan dari tokoh agama dan masyarakat wilayah setempat.

    1. Kegotongroyongan

Semangat gotongroyong di wilayah RW 21 masih tergolong relatif cukup baik. Hal ini disampaikan oleh ketua RW setempat bahwa setiap ada acara membangun rumah, mempunyai hajatan pernikahan/sunatan, kematian dsb masih begitu besar perhatian warga untuk menyumbang baik tenaga maupun harta benda.

C. PROFIL KELUARGA MISKIN

A. Profil Keluarga A

Gambar : warung Pr

1. Kepala Keluarga : Pr

2. Umur : 4 Juli 1947

3. Agama : Islam

4. Pendidikan : SD

5. Pekerjaan : Pedagang warung

6. Status Perkawinan : Janda tidak beranak

7. Lama perkawinan : 12 tahun

8. Penghasilan : Rata rata Rp 350.000/bulan

9. Tanggungan : 1 orang

10. Nama tanggungan : Sy

Umur : 64 tahun

Hubungan keluarga : Saudara kandung

Agama : Islam

Pendidikan : Tidak sekolah

11. Alamat dan Tempat tinggal : RT 47 RW 21 Pedukuhan Ngipik Bumirejo

Status rumah milik sendiri, rumah dari papan dan bambu dengan lantai sudah disemen. Listrik dan air bersih/sumur masih menumpang tetangga. Fasilitas dan sarana prsarana yang dimiliki berupa sebuah radio dan dua buah sepeda onthel. Sarana komunikasi lainya berupa handphone tidak memiliki.

Tanggungan keluarga terdiri dari satu orang yang mempunyai hubungan saudara kandung perempuan berinisial Sy (tidah menikah) yang tinggal dalam satu rumah tangga bersama Pr. Pr pekerjaan sehari hari membuka warung kecil-kecilan berupa sayuran dan jajanan anak anak. Sedangkan Sy untuk membantu kehidupan rumah tangga sering membantu Pr serta kadangkala buruh tani. Usaha lain berupa ternak ayam yang menurut nya untuk tambahan penghasilan. Tercatat dari hasil pengamatan ada sekitar 50 ayam kampung.

Program kemiskinan yang pernah diterima berupa bantuan beras Raskin, Jaminan Kesehatan Masyarakat, bantuan tunai langsung atau BLT dan kredit usaha kecil dari LKM.

Kondisi fisik saat atau kesehatan masih tergolong segar namun akhir akhir ini Pr sering mengalami permasalahan pada nyeri persendian serta masalah pencernaan/lambung. Hal ini terungkap setelah Pr memeriksakan kesehatannya di RSUD dengan menggunakan fasilitas Jamkesmas.

Hubungan sosial antara Pr dengan lingkungan sekitar terutama di wilayah RW 21 berjalan baik bahkan sesekali walaupun perempuan dia mengikuti kegiatan pertemuan RT yang kebanyakan dilakukan oleh bapak bapak/lelaki. Kegiatan gorong royong-pun dia juga tak pernah ketinggalan walaupun sebatas menyiapkan / mengolah permakanan yang bahannya sudah disiapkan oleh kelompok.

Kehidupan keagamaan Pr , sebagai seorang muslim tergolong taat beribadah. Dia tak pernah ketinggalan melakukan sholat lima waktu, serta setiap minggu rutin mengikuti pengajian ibu ibu. Bahkan setiap bulan sekali ada pengajian kelompok sholawat nabi yang dia ikuti.

12. Genogram Keluarga A

13. Ecomap Keluarga A

Keterangan :

: Bisa dan sering diakses

: Akses insidental

: Unsur pemerintah

Jaringan/Dukungan sosial :

a. Pasar

Pasar merupakan jaringan yang pokok bagi Pr. Hampir setiap hari Pr mengakses pasar untuk mendapatkan dagangan baik sayuran, jajanan anak dsb, yang selanjutnya dijual di warung kompelk RT 47 RW 21 dsun Ngipik. Untuk ke pasar Pr menggunakan sarana transportasi sepeda dengan menggunakan keranjang untuk membawa barang dagangan. Jarak dengan pasar kurang lebih 1 km dari tempat tinggal .

b. Warung

Warung dijadikan sarana untuk menjual barang dagangan dari Pr sehabis kulakan dipasar. Pr membuka usaha warung mulai buka sekitar jam 10 pagi hingga pukul 5.00 sore. Penghasilan dari warung ini tidak menentu kadang rame kadang sepi. Biasanya kalau musim panen padi dan palawijo warung agak rame.

c. Family

Keluarga yang terdekat adalah saudara kandung laki laki dari Pr. Namun keluarga ini juga mempunyai tanggungan 3 orang anak yang membutuhkan biaya untuk sekolah dan sebagainya. Jadi untuk mengkases keluarga ini memang agak sulit.

d. Ketua RT

Ketua RT cukup memberikan perhatian kepada keluarga Pr. , bahkan kadangkala ketua RT memberikan semangat untuk hidup dan berusaha serta beribadah.

e. Kelompok RT

Kelompok RT yang diadakan dengan pertemuan setiap bulanan digunakan untuk sebagai ajang simpan pinjam serta arisan. Walaupun Pr tidak mempunyai KK laki laki akan tetapi Pr kadangkala mengikuti pertemuan. Pr terkadang mengakses simpan pinjam untuk modal usaha warungnya.

f. Musholla

Sebagai pencerahan dan umat yang patuh terhadap agama, Pr menggunakan fasilitas musholla untuk melakukan ibadah jamaah utamanya sholat lima waktu.jarak antara rumah tinggal dengan musholla RW hanya sekitar 50 m.

g. Kelompok Pengajian

Kelompok pengajian ibu ibu yang dilaksanakan tiap mingguan pada malam hari dimanfaatkan oleh Pr untuk mendekatkan dan memperbanyak ibadah kepada Alloh SWT. Bentuk pengajian adalah sema’an Alquran, sholawaan dan ceramah dari Tokoh agama setempat.

h. Kadus

Pr dengan kepala Dusun walaupun kenal namun intensitasnya tidak beitu banyak. Boleh dikatakan jarang bertemu dan mengakses kepada kepala pedukuhan.

i. RSUD/Puskesmas

RSUD/Puskesmas sebagai balai pengobatan menjadi tujuan utama dari keluarga Pr apabila sedang sakit apalagi Pr dapat memanfaatkan program jaminan kesehatan masyarakat /Jamkesmas yang dia miliki. Pr akhir akhir ini sering mengeluhkan kesehatannya terutama nyeri persendian dan sistem pencernaan/lambungnya.

j. LKM

Lembaga Keuangan Mikro yang ada di Balai Desa Bumirejo merupakan lembaga perbankan yang diperuntukkan bagi usaha kecil dan menengah. Hanya yang menjadi kendala untuk mengakses lembaga tersebut harus menggunakan jaminan yang kadang menyulitkan nasabah seperti Pr ini.

14. Teori Kemiskinan

Secara umum, jenis-jenis kemiskinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Pertama, kemiskinan absolut, di mana dengan pendekatan ini diidentifikasi jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan tertentu. Kedua, kemiskinan relatif, yaitu pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing golongan pendapatan. Berbeda dengan kemiskinan absolut, kemiskinan relatif bersifat dinamis dan tergantung dimana seseorang tinggal.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap keluarga ini, serta mendasari berbagai kriteria yang menandai kemiskinan menurut studi Smeru, Suharto (2006) diantaranya yang melekat pada keluarga diatas adalah :

a. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan) yang layak.

b. Rendahnya kualitas SDM (pendidikan dan ketrampilan)

c. Ketiadaan akses lapangan kerja dan mata pencaharian yang memadai dan berkesinambungan.

d. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan dasar lainya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan tarnsportasi).

e. Ketiadaan jaminan masa depan

Adapun beberapa faktor penyebab kemiskinan dari keluarga tersebut (menurut Suharto : 2009) diantaranya adalah sebagai berikut :

- Faktor Individual

Kondisi fisik dari Pr dimana akhir akhir ini sering mengalami keluhan kesehatannya cukup menggangu aktifitas pekerjaannya. Kondisi tubuh yang semakin menua dengan derajat ketahanan kesehatan yang semakin menurun akan menjadi kendala bagi keluarga Pr.

- Faktor Sosial

Kondisi sosial akan berpengaruh pada kondisi sosial ekonominya. Bagaimanapun bias gender pada saa ini masih menjadi hambatan bagi kaum perempuan untuk mengaktualisasikan dirinya dalam berbagai program pembangunan, walaupun keluarga ini mencoba untuk mengatasi namun fakta sistem sosial sekecil apapun akan mempengaruhi aktivitas.

- Faktor Kultural

Faktor ini sebenarnya bagi keluarga Pr tak begitu dominan, bahkan dibilang semangat kerja keluarga ini dibilang cukup baik, hanya memang keterbatasan modal dan akses tadi membuat gerak dan langkah Pr menjadi agak kesulitan.

- Faktor Struktural

Keluarga ini begitu jauh dari sistm pemerintahan, bahkan intensitas pertemuan dengan kepala dusun saja dibilang jarang apalagi dengan pemerintahan ditingkat atasnya. Faktor gender sekali lagi juga sangat mempengaruhi akan aksesbilitas keluarga ini terhadap berbagai program kemsikinan selain yang sudah diikuti. Sebagai contoh untuk program padat karya, PNPM dan sebagainya.

B. Profil Keluarga A

Gambar rumah Rh

1. Kepala Keluarga : Inisial Rh

2. Umur : KP 12 Juli 1975

3. Agama : Islam

4. Pendidikan : SLTP

5. Pekerjaan : Buruh

6. Status perkawinan : Sudah menikah

7. Lama perkawinan : 13 tahun

8. Penghasilan : Rp. 400.000 per bulan

9. Jumlah tanggungan : 3 orang

10. Nama Istri : St

Tempat tgl Lhr : 9 Nopember 1975

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Buruh

Agama : Islam

Jumlah Anak : Dua orang (Rk 10 th dan Sl 12 th)

11. Alamat dan Tempat tinggal : RT 47 RW 21 Pedukuhan Ngipik Bumirejo

Status rumah milik sendiri, rumah dari papan dan bambu dengan lantai belum disemen. Listrik masih menumpang tetangga, tanggungan keluarga terdidi dari satu istri dan dua anak masih sekolah di Sekolah Dasar. Asset kepemilikan rumah terutama perabotan rumah masih kurang ditandai dengan tidak memiliki sarana komunikasi dan informasi seperti pesawat televisi, Handphone. Sarana transportasi juga hanya memiliki sepeda onthel 2 unit.

Program kemiskinan yang pernah diterima berupa bantuan langsung tunai, bantuan beras Raskin serta Jaminan Kesehatan Masyarakat.

Kondisi fisik saat ini mengalami permasalahan dengan kesehatannya. Rh ini memiliki penyakit asma sedangkan istrinya mengidap penyakit TBC sehingga memerlukan penanganan yang rutin dari petugas kesehatan baik dari puskesmas maupun rumah sakit.

Hubungan sosial antara Rh dengan lingkungan sekitar terutama di wilayah RW 21 berjalan baik namun hanya sebatas pasif saja dalam arti apabila ada pertemuan arisan, pertemuan RT dan pengajian hanya sekedar ikut saja. Namun dapat dipastikan Rh selalu mengiukti kegiatan warga apabila tidak ada hambatan/kepentingan lainya.

Kehidupan keagamaan Rh sering mengikuti kegiatan pengajian di Musholla Rw sedangkan untuk di rumah Rh masih kurang intensif dalam menanamkan nilai nilai keagamaan. Akan tetapi untuk kedua anaknya diwajibkan untuk mengikuti kegiatan TPA (Taman Pendidikan AlQuran) yang diselenggarakan oleh Takmir Musholla RW 21.

12. Genogram Keluarga A

13. Ecomap Keluarga A

Keterangan :

: Bisa diakses

: Akses insidental

: Unsur pemerintah

KetuaT

Jaringan Sosial :

a. Majikan

Majikan disini diartikan sebagai pemilik lahan tanah/sawah karena KK ini sebagai buruh di lahan sawah sehingga kalau pas musim sawah tenaganya sering dimanfaatkan. Bahkan kalo pas ada kekurangan sering ngutang dulu ke majikan. Hubungannya memang paling dekat dan sering mengakses/sebagai sumber pendapatan dari kerjanya.

b.

Duk

Kelompok RT

Didalam RT di wilayah tersebut terdapat paguyuban RT yang dalam kegiatanya terdapat koperasi simpan pinjam. Pertemuan dilakukan secara rutin tiap bulan. Dari kelompok ini sering juga memanfaatkan untuk meminjam ngutang untuk mencukupi kebutuhan sehari hari.

c.

Family

LEMBAGA PENDIDIKAN/ SEKOLAH

Keluarga ini adalah keluarga yang nikah pada usia muda, family yang paling dekat adalah ibu dari sulastri yang sudah menjanda, namun begitu perkonomian dari ibunya juga tergolong miskin

d. Lembaga Pendidikan

Latar pendidikan dari suami istri keluarga tersebut adalah lulusan SD, sedangkan untuk anaknya masih sekolah di SDN yang ada di dusun tersebut.

e. Puskesmas

Raharjo sebagai Kepala keluarga sering sakit sakitan (sesak Napas) sehingga sering memanfaatkan sumber institusi Puskesmas untuk menjalani pengobatan rutin setiap bulannya. Keluarga ini memiliki kartu Jamkesmas. Jadi Puskesmas merupakan alternatif utama dalam pelayanan kesehatan keluarganya.

f. Rumah Sakit

Terkadang kalau sakitnya perlu perawatan lanjutan sering dirujuk ke RSUD Wates yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Namun lagi lagi keterbatasan sarana menjadi kendala.

    1. Ketua RT

Satusatunya tokoh masyarakat yang sering dijadikan sumber untuk mengutarakan permasalahan adalah ketua RT. Ketua RT lah yang mengusulkan keluarga ini untuk mendapatkan kartu peserta Jamkesmas.

    1. Dukuh

Kepala dukuh adalah memiliki peran penting dalam memberikan akses utamanya dalam hal pelayanan program pengentasan kemiskinan dari pemerintah. Hubungan antara keluarga Rh dengan Ka Dukuh relatif kurang/agak jauh menyebabkan aksesibilitas kurang terhadap berbagai program kemiskinan yang ada.

    1. TPA

Taman Pendidikan Alquran merupakan lembaga pendidikan di bidang keagamaan yang dapat diakses oleh kedua anak dari Rh yaitu Rk dan St. Kegiatan TPA dilakukan 5 kali dalam seminggu.

14. Teori Kemiskinan

Sesuai dengan konsepsi mengenai keberfungsian sosial, strategi penanganan kemiskinan pekerjaan sosial terfokus pada peningkatan kemampuan orang miskin dalam menjalankan tugas-tugas kehidupan sesuai dengan statusnya. Karena tugas-tugas kehidupan dan status merupakan konsepsi yang dinamis dan multi-wajah, maka intervensi pekerjaan sosial senantiasa melihat sasaran perubahan (orang miskin) tidak terpisah dari lingkungan dan situasi yang dihadapinya. Prinsip ini dikenal dengan pendekatan “person-in-environment dan person-in-situation”.

Pada pendekatan pertama, pekerja sosial melihat penyebab kemiskinan dan sumber-sumber penyelesaian kemiskinan dalam kaitannya dengan lingkungan dimana si miskin tinggal, baik dalam konteks keluarga, kelompok pertemanan (peer group), maupun masyarakat.

Pendekatan kedua, yang melihat si miskin dalam konteks situasinya, strategi pekerjaan sosial berpijak pada prinsip-prinsip individualisation dan self-determinism yang melihat si miskin secara individual yang memiliki masalah dan kemampuan unik. Program anti kemiskinan dalam kacamata ini disesuaikan dengan kejadian-kejadian dan/atau masalahmasalah yang dihadapinya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap keluarga ini, serta mendasari berbagai kriteria yang menandai kemiskinan menurut studi Smeru, Suharto (2006) diantaranya yang melekat pada keluarga diatas adalah :

a. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan) yang layak.

b. Rendahnya kualitas SDM (pendidikan dan ketrampilan)

c. Ketiadaan akses lapangan kerja dan mata pencaharian yang memadai dan berkesinambungan.

d. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan dasar lainya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan tarnsportasi).

e. Ketiadaan jaminan masa depan

Adapun penyebab kemiskinan dari keluarga tersebut dapat dikarenakan berbagai faktor yaitu :

a. Faktor Individual

Kondisi fisik keluarga miskin yang sakit sakitan (Rh mempunyai penyakit asma sedangkan istrinya St mempunyai sakit TBC) sangat mengganggu dalam melakukan pekerjaan.

b. Faktor Sosial

Berkaitan dengan kondisi sosial dan ekonomi keluarga dimana kondisi sosial dimaksud membuat Rh mempunyai perasaan minder dalam menyampaikan berbagai aspirasinya didalam kehidupan masyarakat.

c. Faktor Kultural

Sikap pasrah dan menyerah pada nasib merupakan salah satu indikasi dari faktor dimaksud. Faktor ini muncul mungkin dikarenakan keterbatasan terhadap berbagai akses dalam kehidupan.

d. Faktor Struktural

Keberadaan keluarga Rh yang agak jauh dari sistem pelayanan baik dari sistem ekonomi maupun pemerintahan menyulitkan aksesibilitas keluarga Rh terhadap berbagai program kemiskinan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Suharto Edi (2004) : Membangun masyarakat memberdayakan rakyat. Bandung Refika aditama (cetakan pertama)

Suharto Edi (2009) : Kemiskinan & Perlindungan Sosial Menggagas Jaminan Sosial Universal di bidang Kesehatan. Bandung Alfabeta 2009

_________ Pekerjaan Sosial Dan Paradigma Baru Kemiskinan http://www.policy.hu/suharto/my paper